Tuesday, April 7, 2020

Tuesday, March 10, 2020

Pengertian Camber, Caster dan Toe

1. CAMBER
A. Pengertian 
Sudut kemiringan roda terhadap garis vertikal. Kalau anda lihat dari depan (roda depan) posisi roda miring. Camber sendiri terdiri dari tiga, yakni positive, negative, dan zero (nol).
  • Positive, bila Anda lihat dari depan, posisi roda (bagian atas) cenderung ke luar. Bagian roda dalam menjauhi peredam kejut. Pada posisi ini, mobil tak enak dikemudikan. Dan tingkat keausan roda akan terjadi pada bagian luar.
  • Negative camber kebalikan dari yang positif. Roda bagian atas mendekati shock. Setir menjadi lebih berat ketika diputar pada kecepatan rendah. Keausan roda terjadi pada bagian dalam.
  • Zero atau nol, posisi roda hampir tegak lurus dengan garis vertikal.
B. Fungsi Sudut Camber
1.Mencegah keausan ban pada bagian dalam maupun luar.
2.Memberikan beban yang lebih pada bantalan bagian dalam atau luar.
3.Membantu mengarahkan kendaraan dengan menempatkan berat kendaraan pada pangkal spindle.


C. Pengaruh camber positif, negati dan nol terhadap pengemudian
1.Pengaruh camber positif terhadap pengemudian
Camber positif bertujuan untuk menginbangi bagian bawah roda yang tertarik ke arah luar, apabila kendaraan mulai dibebani dan berjalan.Ini berarti,pada waktu roda berjalan akan tertarik ke arah dalam. Dan berat (gaya) kendaraan yang dipikul oleh spindle, akan tertumpu pada kedudukan yang benar.Dengan catatan sudut camber sesuai spesifikasi. Sehingga kendaraan akan tetap lurus ke depan,mencegah roda slip ke samping,dan bersama-sama saling membantu dengan sudut king pin, meringankan kemudi serta mencegah roda-roda agar tidak lepas.
2.Pengaruh camber negatif terhadap pengemudian.
Pada kendaraan dengan penggerak roda di depan(front engine-front mheel),sudut camber di buat negatif.Hal ini dilakuhkan untuk mengatasi kekurangan apabila diberi sudut camber positif.Karena dengah sudut camber positif,ketika membelok ada kecenderungan kendaraan miring.
3.Pengaruh camber nol terhadap pengemudian.
Apabila sudut camber di buat nol,maka pada waktu kendaraan mulai dibebani dan berjalan,roda bagian bawah akan semakin tertarik ke luar.Ini mengakibatkan,terjadi perpindahan tumpuan berat kendaraan yang semula beban tepat di spindle menjadi ke bagian luar spindle.Dengan demikian,pengemudian menjadi berat,membuat roda slip dan mengakibatkan roda aus pada bagian luar ban.


2. CASTER
A. Pengertian
Sudut caster merupakan sudut antara sumbu kemudi dan garis tengah di antara dua roda depan. Semakin besar sudut ma­­­­ka semakin kuat reaksi kemudi, se­­­­­­­­dangkan jika sudutnya semakin negatif maka kemudi menjadi sangat ringan. Fungsi pengatur sudut caster ini adalah mengontrol gerak kemudi dan membantu roda depan agar menjadi lebih terpusat (center).
bila sudut caster kiri dengan kanan berbeda, akibatnya jalannya mobil cenderung menarik ke salah satu sisi, lalu saat belok ke kiri maupun kanan, beratnya berbeda. Terakhir, ketika ngerem, kemungkinan mobil menarik ke satu sisi saja alias ngebuang.

3. TOE
A. Pengertian
Definisi dari TOE adalah selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan. 
Toe dibagi menjadi 2 macam, yaitu toe in dan toe out:
Untuk fungsi dari dibuatnya toe adalah sebagai koreksi camber dan koreksi gaya penggerak.

Sebagai koreksi camber
Reaksi dari rolling camber akan menyebabkan roda menggelinding ke arah luar oleh sambungan kemudi. Roda dipaksa untuk bergerak lurus kearah jalannya kendaraan yang akibatnya roda akan menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan
Bila kendaraan memiliki toe in maka efek dari rolling camber dapat teratasi sehingga roda dapat mengggelinding lurus tanpa terjadi gosokan pada permukaan jalan secara berlebih, sehingga akan membuat keausan ban yang merata dan membuat pengemudian yang stabil

- Sebagai koreksi gaya penggerak


Bila mobil menggunakan penggerak belakang
Gaya penggerak dari roda belakang diteruskan ke roda depan melalui reaksi roda yang menggelinding. Dorongan dari roda belakang akan menyebabkan roda depan cenderung mengarah keluar. Maka untuk mengatasi masalah ini, roda depan perlu dilakukan penyetelan toe menjadi toe in. Bila roda depan distel toe in maka, ketika mendapat dorongan dari roda belakang, roda depan akan mengarah pada posisi lurus.



Bila mobil menggunakan penggerak depan
Gaya penggerak dari roda depan diteruskan ke roda belakang. Reaksi dari roda depan yang menarik/ sebagai penarik maka akan menyebabkan roda depan mengarah ke dalam. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada kendaraan penggerak depan, roda depan dstel toe out yang diharapkan ketika roda depan menarik roda belakang, roda depan akan berada pada posisi lurus


Materi Sistem Kopling

Berikut ini adalah modul tentang perbaikan sistem kopling :

Materi PSPT Kelas XI TKR

Berikut ini materi PSPT Kelas XI untuk referensi sumber belajar :